Kamis, 11 April 2013

Pengambilan Keputusan dalam Oranisasi

  1. Definisi
         Pengambilan keputusan adalah tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen. Menurut  Herbert A. Simon, ahli teori kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan
tiga tahap utama dalam proses, pengambilan keputusan: (l) Aktivitas inteligens, (2) Aktivitas desain, (3) Aktivitas memilih. Dan definisnya sebagai berikut :

 
a)      Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer "intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
b)      Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan penemuan, pengembangan, dan analisis masalah.
c)      Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
   
a. Pengertian Keputusan
Keputusan menurut Ralp C. Davis, yaitu adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan tegas, keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan menurut Prajudi Atmo Sudirjo, yaitu suatu pengakhiran daripada proses pemikiran
tentang suatu masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat
untuk mengatasi masalah, yaitu dengan menjatuhkan satu pilihan pada satu alternatif. 
Dari beberapa pengertian keputusan diatas dapat ditarik suatu kesimpulan, bahwa keputusan
merupakan pemecahan terhadap suatu masalah sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan
melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia.
b. Pengertian Pengambilan Keputusan
George R Terry, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai pemilihan alternatif perilaku
tertentu dari dua atau lebih alternatif yang ada.
Sondang P Siagia, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi dalam mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
 
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan pengambilan
keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terkait dari beberapa alternatif secara
sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu masalah.
  
           Sedangkan Mintzberg a koleganya mengemukakan tentang langkah-langkah pengambilan
            keputusan, yaitu: (1) Tahap identifikasi (2) Tahap pengembangan, dan (3)  Tahap seleksi.  
           definisnya sebagai berikut :  
 
a)      Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang sederhana tidak.
b)      Tahap pengembangan, di mana terdapat pencarian prosedur atau solusi standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui bahwa proses desain merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
c)      Tahap seleksi, di mana pilihan solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian dibuat. 
  
Pengambilan keputusan yang baik melaksanakan masing-masing dari 
langkah langkah penting pengambilan keputusan efektif
secara cermat danlengkap. Kadang-kadang suatu keputusan yang sehat
membawa kepada akibat-akibat yang tidak diinginkan. Mengambil keputusan harus
meliputi pengambilan resiko yang telah diperhitungkan. Resiko yang
telah diperhitungkan kadang-kadang              menjadikenyataan dan berakibat   buruk 
(Manulang.1994)
2. Jenis-jenis Keputusan dalam Organisasi
a. Keputusan-keputusan yang diprogramkan (programmed decision) 
adalah keputusan yang dibuat menurut kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini rutin
dan berulang-ulang. Misalnya keputusan pemilihan pemasok bahan baku adalah melalui
aturan dan prosedur yang tetap.

b. Keputusan-keputusan yang tidak diprogramkan (non-programmed decision)
adalah keputusan yang berkenaan dengan masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Bila
masalah tidak cukup diatasi dengan kebijaksanaan maka masalah tersebut harus dselesaikan
malalui keputusan yang tidak diprogramkan. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam
hirarkhi organisasi, maka ia akan semakin tinggi tuntutan kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah dengan pebuatan keputusan yang tidak diprogramkan.

Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik tradisional dan modern dalam pengambilan
keputusan-keputusan yang diprogramkan dan yang tidak diprogramkan (dalam Handoko,
1984: 132)
Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan
banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut. Bagian
mana organisasi harus  dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan pada bagian
organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan keputusan
yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang sifatnya rutin dan berulang
ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara tertentu untuk mengendalikannya.
Keputusan tidak rutin adalah keputusan yang diambil pada saat-saat khusus dan
tidak bersifat rutin.
Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada dua metode
yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional, dimana pengambilan
keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan kebiasaan. Metode yang kedua adalah
metode modern, dimana pengambilan keputusan  didasarkan pada perhitungan
matematis dan penggunaan instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan
perhitungan statistik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan

Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil
keputusan sebagai berikut:
  1.    hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
  2.    setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
  3.    setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
  4.       jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
  5.     pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
  6.       pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang  cukup lama;
  7.      diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
  8.     setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
  9.    setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.

     4. Sumber

    http://www.scribd.com/doc/52063478/ANANDITA-ARIEF-A (10 April 2013)
    J.Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, Rineka Cipta, 2005.
    SETIOKO, AJI.  Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi. UNNES
    (Universitas Negeri Semarang), 2010.
    http://sellyinthewords.blogspot.com/2011/04/membuat-keputusan-dalam
    organisasi.html (10 April 2013)
     


1 komentar:

  1. trimakasih :)
    Mampir ke blogku ya kaka http://melianatirais.blogspot.com/

    BalasHapus