- Definisi
Pengambilan
keputusan adalah
tindakan pemilihan alternatif. Hal ini berkaian dengan fungsi manajemen.
Menurut Herbert A. Simon, ahli teori
kepufusan dan organisasi mengonseptualisasikan
tiga tahap utama dalam proses,
pengambilan keputusan: (l) Aktivitas inteligens, (2) Aktivitas desain, (3) Aktivitas memilih. Dan
definisnya sebagai berikut :
a) Aktivitas inteligensi. Berasal dari pengertian militer
"intelligence," Simon mendeskripsikan tahap awal ini sebagai penelusuran
kondisi lingkungan yang memerlukan pengambilan keputusan.
b) Aktivitas desain. Selama tahap kedua, mungkin terjadi tindakan
penemuan, pengembangan, dan analisis
masalah.
c) Aktivitas memilih. Tahap ketiga dan terakhir ini merupakan pilihan
sebenarnya-memilih tindakan tertentu dari yang tersedia.
a. Pengertian Keputusan
Keputusan menurut Ralp C. Davis, yaitu adalah
hasil pemecahan masalah yang dihadapinya
dengan tegas, keputusan
merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan menurut Prajudi Atmo Sudirjo, yaitu
suatu pengakhiran daripada proses pemikiran
tentang suatu masalah atau
problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat
untuk
mengatasi masalah, yaitu dengan menjatuhkan satu pilihan pada satu
alternatif.
Dari beberapa pengertian keputusan diatas dapat ditarik suatu
kesimpulan, bahwa keputusan
merupakan pemecahan terhadap suatu masalah
sebagai suatu hukum situasi yang dilakukan
melalui pemilihan satu
alternatif dari beberapa alternatif yang tersedia.
b. Pengertian Pengambilan Keputusan
George R Terry, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai
pemilihan alternatif perilaku
tertentu dari dua atau lebih alternatif
yang ada.
Sondang P Siagia, mendefinisikan pengambilan keputusan sebagai suatu
pendekatan yang
sistematis terhadap hakikat alternatif yang dihadapi
dalam mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan
yang paling tepat.
Dari beberapa definisi pengambilan keputusan tersebut dapat disimpulkan
pengambilan
keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif
terkait dari beberapa alternatif secara
sistematis untuk digunakan
sebagai suatu cara dalam memecahkan suatu masalah.
Sedangkan Mintzberg
a koleganya mengemukakan tentang
langkah-langkah pengambilan
keputusan, yaitu: (1) Tahap identifikasi (2) Tahap pengembangan,
dan (3) Tahap seleksi.
definisnya sebagai berikut :
a)
Tahap identifikasi, di mana pengenalan masalah atau kesempatan muncul dan diagnosis dibuat Diketahui bahwa masalah
yang berat mendapatkan diagnosis yang ekstensif dan sistematis, tep masalah yang
sederhana tidak.
b)
Tahap pengembangan, di mana terdapat
pencarian prosedur atau solusi
standar yang ada as mendesain solusi yang baru. Diketahui
bahwa proses desain merupakan proses pencarian d percobaan di mana pembuat
keputusan hanya mempunyai ide solusi ideal yang tidak jelas.
c)
Tahap seleksi, di mana pilihan
solusi dibuat. Ada tiga cara pembentukan seleksi: dengan penilainn pembuat
keputusan, berdasarkan pengalaman atau intuisi, bukan analisis logis; dengan
analisis alternatif yang logis dan sistematis; dan dengan tnwar-menawar saat
seleksi melibatkan kelompok pembuat keputusan dan semua manuver politik yang
ada. Sekali keputusan diterima secara formal, otorisasi pun kemudian
dibuat.
Pengambilan keputusan yang baik melaksanakan masing-masing dari
langkah langkah penting pengambilan keputusan efektif
secara cermat danlengkap. Kadang-kadang suatu keputusan yang sehat
membawa kepada akibat-akibat yang tidak diinginkan. Mengambil keputusan harus
meliputi pengambilan resiko yang telah diperhitungkan. Resiko yang
telah diperhitungkan kadang-kadang menjadikenyataan dan berakibat buruk
(Manulang.1994)
secara cermat danlengkap. Kadang-kadang suatu keputusan yang sehat
membawa kepada akibat-akibat yang tidak diinginkan. Mengambil keputusan harus
meliputi pengambilan resiko yang telah diperhitungkan. Resiko yang
telah diperhitungkan kadang-kadang menjadikenyataan dan berakibat buruk
(Manulang.1994)
2. Jenis-jenis Keputusan dalam Organisasi
a. Keputusan-keputusan yang diprogramkan
(programmed decision)
adalah keputusan yang dibuat menurut
kebiasaan, aturan atau prosedur. Keputusan ini rutin
dan berulang-ulang.
Misalnya keputusan pemilihan pemasok bahan baku adalah melalui
aturan dan prosedur yang
tetap.
b. Keputusan-keputusan yang tidak diprogramkan
(non-programmed decision)
adalah keputusan yang berkenaan dengan
masalah-masalah khusus, khas atau tidak biasa. Bila
masalah tidak cukup diatasi
dengan kebijaksanaan maka masalah tersebut harus dselesaikan
malalui keputusan
yang tidak diprogramkan. Semakin tinggi kedudukan seseorang dalam
hirarkhi
organisasi, maka ia akan semakin tinggi tuntutan kemampuannya untuk
menyelesaikan masalah dengan pebuatan keputusan yang tidak diprogramkan.
Herbert A. Simon mengemukakan teknik-teknik
tradisional dan modern dalam pengambilan
keputusan-keputusan yang diprogramkan
dan yang tidak diprogramkan (dalam Handoko,
1984: 132)
Jenis Keputusan dalam sebuah organisasi dapat digolongkan berdasarkan
banyaknya waktu yang diperlukan untuk mengambil keputusan tersebut.
Bagian
mana organisasi harus dilibatkan dalam mengambil keputusan, dan
pada bagian
organisasi mana keputusan tersebut difokuskan.
Secara garis besar keputusan digolongkan ke dalam keputusan rutin dan
keputusan
yang tidak rutin. Keputusan rutin adalah keputusan yang
sifatnya rutin dan berulang
ulang, dan biasanya telah dikembangkan cara
tertentu untuk mengendalikannya.
Keputusan tidak rutin adalah keputusan
yang diambil pada saat-saat khusus dan
tidak bersifat rutin.
Dalam mengambil keputusan, baik yang bersifat rutin maupun tidak, ada
dua metode
yang digunakan. Metode pertama adalah metode tradisional,
dimana pengambilan
keputusan lebih berdasarkan pada intuisi dan
kebiasaan. Metode yang kedua adalah
metode modern, dimana pengambilan
keputusan didasarkan pada perhitungan
matematis dan penggunaan
instrumen yang bersifat modern, seperti komputer dan
perhitungan
statistik.
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keputusan
Menurut Terry (1989) faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam mengambil
keputusan sebagai berikut:
- hal-hal yang berwujud maupun tidak berwujud, yang emosional maupun rasional perlu diperhitungkan dalam pengambilan keputusan;
- setiap keputusan nantinya harus dapat dijadikan bahan untuk mencapai tujuan organisasi;
- setiap keputusan janganlah berorientasi pada kepentingan pribadi, perhatikan kepentingan orang lain;
- jarang sekali ada 1 pilihan yang memuaskan;
- pengambilan keputusan merupakan tindakan mental. Dari tindakan mental ini kemudian harus diubah menjadi tindakan fisik;
- pengambilan keputusan yang efektif membutuhkan waktu yang cukup lama;
- diperlukan pengambilan keputusan yang praktis untuk mendapatkan hasil yang baik;
- setiap keputusan hendaknya dikembangkan, agar dapat diketahui apakah keputusan yang diambil itu betul; dan
- setiap keputusan itu merupakan tindakan permulaan dari serangkaian kegiatan berikutnya.
4. Sumber
http://www.scribd.com/doc/52063478/ANANDITA-ARIEF-A (10 April 2013)
J.Supranto, Teknik Pengambilan Keputusan, Rineka Cipta, 2005.
SETIOKO, AJI. Pengambilan Keputusan Dalam Perilaku Organisasi. UNNES
(Universitas Negeri Semarang), 2010.
http://sellyinthewords.blogspot.com/2011/04/membuat-keputusan-dalam
organisasi.html (10 April 2013)
trimakasih :)
BalasHapusMampir ke blogku ya kaka http://melianatirais.blogspot.com/