Jumat, 25 Oktober 2013

Kalimat Efektif


Pengertian :

Untuk menjadikan kalimat yang diucapkan atau ditulis mudah dimengerti oleh orang lain, ada dua syarat yang harus dipenuhi. Pertama, kalimat tersebut secara tepat dapat mewakili gagasan atau perasaan pembicara atau penulis. Kedua, kalimat tersebut sanggup menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh pembicara atau penulis.
Kalimat efektif dapat diartikan sebagai kalimat yang tersusun atas kata-kata berunsur subjek, predikat, objek, dan keterangan atau kalimat yang tidak berbelit-belit. Dari arti-arti tersebut, dapat disimpulkan bahwa kalimat efektif adalah kalimat yang disusun sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku, yang memiliki kemampuan untuk menimbulkan kembali gagasan-gagasan pada pikiran pendengar atau pembaca seperti yang ada pada pikiran pembicara atau penulis.
Biasanya, kalimat efektif digunakan pada penulisan karya ilmiah, seperti makalah, laporan penelitian, skripsi, tesis, dan disertasi. Kalimat efektif jarang digunakan oleh para sastrawan atau para wartawan karena mereka lebih banyak menggunakan majas.


Kalimat adalah satuan bahasa terkecil, dalam wujud lisan atau tulis yang memiliki sekurang-kurangnya subjek dan predikat.Bagi seorang pendengar atau pembaca, kalimat adalah kesatuan kata yang mengandung makna atau pikiran.Sedangkan bagi penutur atau penulis, kalimat adalah satu kesatuan pikiran atau makna yang diungkapkan dalam kesatuan kata. Efektif mengandung pengertian tepat guna, artinya sesuatu akan berguna jika dipakai pada sasaran yang tepat. Pengertian edektif dalam kalimat adalah ketepatan penggunaan kalimat dan ragam bahasa tertentu dalam situasi kebahasaan tertentu pula. Beberapa definisi kalimat efektif
Adapun syarat-syarat yang harus ada dalam penulisan kalimat efektif, antara lain:
 1) memiliki unsur penting atau pokok, minimal unsur subjek dan predikat
 2) sesuai dengan EYD
 3) menggunakan diksi yang tepat
 4) menggunakan kesepadanan antara struktur bahasa dan jalan pikiran yang logis dan sistematis
 5) menggunakan kesejajaran bentuk bahasa yang dipakai
 6) ada penekanan ide pokok
 7) mengacu pada kehematan penggunaan kata
 8) menggunakan variasi struktur kalimat.
ciri-ciri kalimat efektif :
  • dapat menjelaskan gagasan dari penulis / pembicara baik secara lisan maupun tulisan.
  • dapat menimbulkan gagasan yang sama tepatnya dalam pikiran pembaca.
  • memiliki subyek,predikat, serta unsur-unsur lain ( Objek/Keterangan) yang saling mendukung serta membentuk kesatuan tunggal.
  • biasanya mempunyai suatu imbuhan yang sama. Jika bagian kalimat itu menggunakan kata kerja berimbuhan di-, bagian kalimat yang lainnya pun harus menggunakan di- pula. Contoh : Anak itu ditolong kakak dengan dipapahnya ke pinggir jalan.
  • kalimat efektif tidak boleh menggunakan kata-kata yang tidak perlu. Kata-kata yang berlebih. Penggunaan kata yang berlebih hanya akan mengaburkan maksud kalimat.
    Contoh : Bunga-bunga mawar, anyelir, dan melati sangat disukainya.seharusnya menjadi Mawar,anyelir, dan melati sangat disukainya.
  • kalimat efektif harus deberikan penekanan pada kata-kata tertentu. Caranya bisa dengan mengubah posisi kalimat, menggunakan penekanan dengan imbuhan -lah, -pun, dan -kah. juga dapat dengan menggunakan konjungsi pertentangan ataupun juga dengan menggunakan kata ulang.
  • Dan terakhir yang harus diperhatikan adalah kelogisan dari suatu kalimat. Contoh : Waktu dan tempat saya persilakan. kalimat tersebut harus diubah menjadi Ibu penceramah, saya persilakan untuk naik ke podium.

Syarat-Syarat kalimat efektif :

1. KESEPADANAN STRUKTUR BAHASA
Kesepadanan ialah keseimbangan antara gagasan dan struktur bahasa yang digunakan. Kesepadanan kalimat dibangun melalui kesatuan gagasan yang kompak dan kepaduan pikiran yang baik. Kesatuan menunjuk bahwa dalam satu kalimat hendaknya hanya ada satu
ide pokok. Satu ide pokok tidak diartikan sebagai ide tunggal, tetapi ide yang dapat dikembangkan ke dalam
beberapa ide penjelas.

BEBERAPA CIRI KESEPADANAN 
  1. Mempunyai struktur jelas.
  2. Kejelasan subjek dan predikat dapat dilakukan dengan tidak menggunakan kata depan: di, dalam, bagi, untuk, pada, sebagai, tentang, mengenai, menurut, dan sebagainya yang ditempatkan di depan subjek.
  3. Tidak terdapat subjek ganda.
  4. Predikat kalimat tidak didahului oleh kata yang.
Contoh-contoh Kesepadanan:
  • Kepada setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi = subyeknya tidak jelas.
  • Tentang kelangkaan pupuk mendapat keterangan para petani. à unsur S-P-O tidak berkaitan erat.
  • Setiap pengendara mobil di Surabaya harus memiliki surat izin mengemudi.
  • Para petani mendapat keterangan tentang kelangkaan pupuk.

2. KEPARALELAN ATAU KESEJAJARAN BENTUK
Keparalelan atau kesejajaran bentuk adalah terdapatnya unsur-unsur
yang sama derajatnya, sama pola atau susunan kata dan frasa yang dipakai di dalamkalimat. Bila bentuk pertama menggunakan nomina, bentuk kedua dan seterusnya juga harus menggunakan nomina.

· Demikian pula bila menggunakan bentuk-bentuk lain.
Contoh-contoh Kepararelan:
1. Tahap terakhir penyelesaian gedung itu adalah pengecatan tembok, memasang lampu, pengujian sistem pembagian air, dan menata ruang.
2. Harga minyak dibekukan atau kenaikan secara wajar

3. KETEGASAN ATAU PENEKANAN KATA
Merupakan perlakuan khusus pada kata tertentu dalam kalimat sehingga berpengaruh terhadap makna kalimat secara keseluruhan.

· Ada beberapa cara penekanan dalam kalimat:
1. Meletakkan kata yang ditonjolkan itu pada awal kalimat
2. Melakukan pengulangan (repetisi)
3. Melakukan pengontrasan kata kunci
4. Menggunakan partikel penegas Penekanan Kata :

1. Menempatkan kata yang ditonjolkan di awal kalimat.
  • Sumitro menjelaskan bahwa manusia mempunyai kecenderungan tidak puas
  • Persoalan itu dapat diselesaikan dengan mudah
2. Repetisi
  • Saudara-saudara, kita tidak suka dibohongi, kita tidak suka ditipu, kita tidak suka dibodohi
  • Pembangunan dilihat sebagai proses yang rumit dan mempunyai banyak dimensi, tidak hanya berdimensi ekonomi tapi juga dimensi politik, dimensi sosial, dan dimensi budaya
3. Pengontrasan kata kunci
  • Informasi ini tidak bersifat sementara, tetapi bersifat tetap.
  • Peserta kegiatan ini adalah laki-laki, bukan perempuan.
4. Partikel Penegas
  • Andalah yang bertanggung jawab menyelesaikan masalah itu
  • Meskipun hujan turun, Ia tetap bersemangat berangkat ke sekolah

4. KEHEMATAN KATA
Kehematan adalah upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu jadi kata menjadi padat berisi.
Dapat dilakukan dengan cara:
  • Menghilangkan pengulangan subyek o Menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponimi kata
  • Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat
  • Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
  • Contoh Menghilangkan pengulangan subyek:
o Karena ia tak diundang, dia tidak dating ke tempat itu. Mestinya menggilangkan kata ia
  • Contoh Menghindarkan pemakaian superordinate pada hiponimi kata:
o Mira adalah gadis yang memakai bajuwarna merah Mestinya menggilangkan kata warna
  • Contoh Menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat:
o Jangan naik ke atas karena licin. Mestinya menggilangkan kata ke atas Kehematan dengan tidak menjamakkan kata yang sudah jamak
o Ia mengambil semua jeruk- jeruk yang masih ada dimeja.

5.KESATUAN GAGASAN  
Kesatuan gagasan adalah terdapatnya satu ide pokok dalam sebuah kalimat.
Contoh:
o Berdasarkan agenda sekretaris manajer personalia akan memberi
pengarahan kepada pegawai baru.

6.KELOGISAN
Kelogisan adalah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal dan penulisannya sesuai EYD.
Contoh:
o Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laki
o Kepada ibu Intha, waktu dan tempat kami persilakan.
o Jalur ini terhambat oleh iring- iringan jenazah.


sumber :
suhandiah.ppt.bahasa indonesia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar